Kamis, 12 November 2015

Pengalaman Membuat Aquascape

Kisah ini berawal dari Tuhan menciptakan seorang manusia yang lahir di Pekalongan tahun 90-an. Dia tumbuh di lingkungan kampung yang sederhana. Kampung yang jauh dari hiruk pikuk kota dan debu kenalpot, yang ada justru debu tanah yang hingga sekrang sebagian ruas jalan belum diaspal.

Dia hidup dan bermain sebagaimana teman-teman sebayanya dan sekolah sebagaimana mereka pula hingga lulus - sekolah lagi - lulus lagi - sekolah lagi - nggak lulus dan sekarang sedang bekerja di sebuah perusahaan di Batang. Di sinilah awal dia mengenal aquascape dari internet setelah bingung bagaimana menata akuariumnya di rumah. Awalnya mencari dengan kata kunci 'desain akuarium' yang akhirnya ketemu huruf yang tersusun a-q-u-a-s-c-a-p-e yang ia baca 'akuaskep' seperti 'e' pada 'terong', dasar ndeso.

Jatuh cinta dengan 'wow'nya aquascape ia pun berusaha mencari informasi lebih nyata lalu ia berkunjung ke pasar ikan bertanya ini itu dan terdengar dari pejual ikan itu kata 'akua-skip'. Owh... Ternyata 'akua-skip' bukan 'skep' (emang rel kereta...? Wkwkwk..). Untung dia bertanya tentang tanaman hidup, bukan tentang 'akuaskep' (ndak ketahuan bodohnya dah..).

Sampailah pada senin malam, 12 januari 2015, Demi akuarium dia beli pasir malang sekarung dan silika setengah karung (total 100.000) langsung ia bawa pulang.

Sampai rumah lihat aquarium di pojok dapur itu sangat keruh airnya kuning kemerahan karena untuk merendam kayu yang minggu lalu dapat dari kebun, sangat tidak enak dipandang akuarium ukuran 100x45 cm itu. Gak pakai lama, malam itu juga ia kuras habis airnya, ia cuci batu dan kayunya juga pasir silika yang baru dibeli. Sekitar jam setengah duabelas dia memilih selesai meski belum benar2 selesai. Karena nyuci pasirnya belum bersih bahkan pasir malangnya belum dicuci. Seperti biasa sebelum tidur ia browsing dulu dengan laptopnya, kali ini apalagi kalo bukan tentang aquascape.

Setelah bangun sholat subuh dia tidur lagi dan bangun hampir jam 9 langsung mandi, sarapan dan langsung berangkat kerja meski jalanan sangat padat ia tak peduli menabrak mereka karena sudah jam setengah sepuluh, terlambat. Hingga sampai tempat kerja jalanan masih padat bahkan sampai halaman rumah, kebun, sawah, sungai hingga genting rumah. Baru reda setelah beberapa menit sampai di tempat kerja dengan menyisakan hawa dingin dan becek di jalan2 yang belum diaspal (di suatu tempat).

Hari ini dia pulang kerja lebih awal sekitar jam dua siang karena malamnya ada acara Maulid di kampungnya. Sesampainya di rumah kegiatan pertama bukanlah bantu teman-teman mempersiapkan acara nanti malam tapi malah mengangkat aquarium untuk dikasih gabus dibawahnya. Sekalian dipindah ke ruang tengah, ruang tamu, kamar atau di geser saja. Dan akhirnya akuariumnya itu berhasil mendarat di ruang tamu di pojok kiri di atas meja tamu dan entah nanti kalau ada tamu gelasnya mau ditaruh dimana, masa bodoh.

Dipersiapkanlah semuanaya, sedikit bersihkan akuarium, cuci pasir lagi semua, masukan pasir silika, bingung mau dibuat model apa karena saking banyaknya style yang ia lihat di berbagai blog, dicarinya batu pemisah antara pasir silika dan malang biar nasibnya tak semalang namanya, ia masukan pasir malang, ia tata batu dan kayu dari akar sampai rantingnya, ia masukan batu pemisah, ia masukan pasir malangnya, ia tanam tanamannya yang sebenarnya tanaman darat (..@$^&-kreatif apa ngirit apa nggak serius..??-!@#$%^) dan ia isi dengan air akuariumnya dan karena slangnya kurang panjang ia harus bolak balik ambil air dengan ember, pastilah capek. Wow, keruh sekali padahal sudah dikasih piring untuk alas pancuran air. Dasar amatiran agar cepat bening filter di kolam koi ia cabut ke akuarium, betul sekali ia mencabut aerator kolam yang pastinya kebesaran itu dan cukup untuk merusak tatanan ekosistem di dalamnya. Tak apalah toh nantinya bisa ditata lagi kalo sudah bening pikirnya.

Tank itu masih kosong dari ikan hanya ada satu lobster kecil, ia tak pedulikan dari tadi keponakannya merengek minta di taruh ikan "lek pa'i ngko akuariume di ke'i iwak lek pa'i ow..." begitu merengek berkali2 sampai hampir menangis tapi tidak ia pedulikan yang ia pikirkan adalah agar cepat selesai dan lantai kering kembali karena sudah jam 5 sore ia belum sholat ashar.

Dan setelah sholat asar ada komet, iya komet, bukan kobra atau neontetra atau bohlamtetra atau apalah namanya yang masuk ke tank yang jelas-jelas komet itu bukan salah satu ikan yang boleh ada di aquascape apalagi ukurannya hampir 20 cm. Tapi dia tetap gembira, karena semakin lama dilihat-lihat airnya semakin bening saja. Dan baru benar2 jernih saat ia pulang dari acara Maulid sekitar jam setengah 12. Dia suka sekali melihatnya hingga rela kedinginan tidur di lantai ruang tamu sebelah akuarium sampai subuh...!

Habis sholat subuh masih kantuk dan seperti kemarin dia tidur lagi di kamar, sebenarnya tidur setelah subuh itu bukan kebiasaannya. Hingga terdengar ketukan pintu diertai suara teriak-teriak "i.., tangi...! akuariume bocor...!". Ha..? Bocor..? Ah... Masih ngantuk.. dia diam saja pura-pura tak peduli dan hendak tidur lagi, tapi... "i..., tangi si...., kae akuariume bocor..!" suara seorang wanita dengan nada memelas yang amat sangat. Merasa kasihan akhirnya dia bangun juga dan mendapati ruang tamunya banjir. Ah.... Tank itu tebalnya 5 mili, jauh dari standar...!